Perkenalan yang Penuh dengan Kebetulan
Ketika hari-hari sebelum memulai perkuliahan disemester yang pertama, sesuai dengan peraturan yang ada ternyata di kampusku mengadakan Pengenalan Program Studi untuk Universitas yang diikuti oleh semua mahasiswa baru di kampusku. Pada saat itu aku berangkat pagi-pagi dengan menggunakan kemeja putih dan rok berwarna hitam sesuai dengan dresscode yang sudah ditetapkan. Waktu itu aku naik angkutan umum menuju ke kampus. Sewaktu di angkutan tersebut saya melihat seorang wanita yang ada didalam mobil tersebut dengan menggunakan kemeja putih dan rok hitam sepertiku. Entah kenapa saat itu aku ingin sekali menegurnya walaupun aku tidak mengenalnya. Dan pada akhirnya dengan percaya diri aku menegur dan bertanya kepadanya apakah dia kuliah dikampus yang sama denganku atau tidak. Dengan tersenyum dia menjawab kalau dia memang kuliah ditempat yang sama denganku. Kemudian akhirnya kami pun berkenalan. Dia bernama Claudia tapi biasanya dipanggil dengan nama Dhea. Kami sama-sama anak fakultas ekonomi tapi berbeda jurusan. Dia mengambil jurusan Manajemen dan aku Akuntansi.
Setibanya di kampus, sebelum acara dimulai kami pun saling berbagi cerita. Entah kenapa meskipun baru kenal tapi aku merasa seperti sudah lama mengenal dia. Kamipun sudah merasa akrab. Sewaktu kita bercita, aku menanyakan dia berasal dari SMA mana. Aku terkejut ketika dia menjawab kalau dia itu dari daerah Jawa Timur yaitu Blitar. Kebetulan sekali Blitar itu adalah kampung halaman ibuku. Aku sejenak berfikir kenapa bisa kebetulan sama daerahnya.
Kemudian akhirnya dia menceritakan bahwa dia sebenarnya lahir di Jakarta. SD dan SMPnya pun di Jakarta. Namun sewaktu SMA dia melanjutkannya di Blitar. Blitar itu adalah daerah asal kedua orang tuanya. Namun karena pekerjaan, ayahnya tinggal dan bekerja di Jakarta. Saat ini ia di Jakarta tinggal bersama ayahnya dan saudaranya, sedangkan ibunya tinggal di Blitar bersama kedua adiknya. Namun jika weekend ayahnya menyempatkan waktu untuk pulang ke Blitar.
Ketika liburan Hari Raya Idul Fitri tahun 2010, aku merayakan di Blitar di rumah nenekku. Meskipun beliau tidak merayakan Lebaran karna kami berbeda keyakinan, namun toleransi tetap terjaga di keluarga kami. Kebetulan kedua orang tuaku tidak ikut merayakan disana, tetapi tetap berada di Jakarta. Aku disana hanya merayakan Lebaran dengan saudara-saudaraku yang beragama muslim. Aku teringat dengan Dhea dan kemudian aku menghubunginya. Aku tahu pasti dia saat itu sedang berada di Blitar juga, karena pasti dia sedang berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarganya disana. Begitu dia tahu aku juga sedang berada di Blitar, dia menyuruhku untuk berkunjung ke rumahnya. Dia mengirimi aku sebuah pesan singkat yang berisi alamat rumahnya. Kemudian aku meminta izin kepada saudara-saudaraku bahwa besok aku akan berkunjung ke rumah temanku yang berada di Blitar juga. Mereka merasa heran mengapa aku sampai mempunyai teman yang tinggal di daerah juga. Setelah itu aku ceritakan bahwa kami adalah teman satu kampus namun berbeda jurusan.
Keesokan harinya, aku meminta pamanku untuk mengantarkan aku ke alamat yang sudah dia berikan. Perjalanan dengan menggunakan motor dari rumah nenekku ke rumahnya memakan waktu sekitar kurang dari 1 jam. Aku tidak kesulitan mencari alamat tersebut karena rumahnya berada di pinggir jalan raya yang dilewati oleh banyak kendaraan yang akan menuju kota lain. Ketika sesampainya disana, pamanku segera pulang karna mempunyai kesibukan lain. Akupun disambut oleh Dhea, mama dan papanya. Kemudian aku bersalaman dengan mereka dan merekapun menyuruh aku masuk. Tidak lama aku berbincang dengan Dhea, kemudian Mama dan Papanya mengajak ku untuk ikut ke acara reunian SMA tempat Mamanya dulu bersekolah. Tadinya aku merasa sungkan namun Dhea membujuk ku supaya aku ikut dengan mereka, dan akhirnya akupun ikut bersama Dhea, orang tuanya dan kedua adiknya. Aku merasa canggung sekali dengan mereka, namun mereka begitu sangat welcome kepada ku.
Setelah selesai acara tersebut, Papanya mengajak kami makan padahal tadi sewaktu di acara reunian kami sudah makan. Kemudian Papanya memberhentikan mobilnya di sebuah tempat makan terapung atau sebuah restoran lesehan yang bawahnya terdapat kolam ikan. Kamipun segera memesan makanan dan kemudian menyantapnya.
Setelah selesai semuanya, aku diantar pulang oleh mereka ke rumah nenekku. Diperjalanan ternyata hujan dan baru sampai di rumah nenek ku sudah sangat sore. Ketika sampai, nenek dan saudara-saudaraku pun menyambut Dhea dan kedua orang tuanya dan kemudian mempersilahkan mereka untuk masuk. Setelah itu om dan tanteku berbincang-bincang dengan orang tuanya. Merekapun terlihat sangat akrab. Orang tua Dhea menceritakan kepada om dan tanteku bahwa aku dan Dhea berkenalan di angkutan umum sewaktu ingin berangkat kuliah. Merekapun hanya bisa tertawa kecil ketika menceritakan hal tersebut. Ternyata dalam perkenalan yang tidak terduga tapi bisa mengalami banyak kebetualan. 30 menit berlalu, merekapun berpamitan untuk pulang. Hari itu adalah hari yang menyenangkan untukku. Bersyukur sekali mempunyai teman yang baik dan keluarganya yang sangat welcome denganku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar