SISTEM EKONOMI TERPIMPIN
Jika di bidang politik dan system pemerintahan Pancasila
menerima demokrasi, maka di bidang ekonomi nasionalisme Indonesia merupakan
penjelmaan dari semangat menentang eksploitasi yang dilakukan pemerintah
kolonial di bawah bendera kapitalisme perdagangan atau kapitalisme liberal.
Karena system ekonomi yang sesuai dengan Pancasila, seperti dikatakan Mubyarto
bukanlah kapitalisme liberal yang berorientasi pada pasar bebas. Yang lebih
sesuai ialah ekonomi yang bercorak sosialis, tanpa membuang seluruhnya
perangkat-perangkat yang disediakan oleh kapitalisme. Para pakar biasa menyebutnya
sebagai ‘Ekonomi Terpimpin’.
Istilah ‘ekonomi terpimpin’ dikemukakan oleh Bung Hatta. Ia
merupakan konsekwensi dari nasionalisme Indonesia yang timbul sebagai
perlawanan menentang kolonialisme dan imperialisme. Dalam menancapkan kekuasaannya pemerintah kolonial Belanda menggunakan system kapitalisme perdagangan yang eksploitatif dan menjadikan
Indonesia sebagai perkebunan raksasa. Dengan itu rakyat Indonesia
dieksplotasi sebagai buruh perkebunan dengan gaji rendah, sedangkan
pemerintah Belanda memperoleh keuntungan yang besar.
Menurut Bung Hatta ekonomi terpimpin adalah lawan dari ekonomi
liberal yang melahirkan sistem kapitalisme. Semboyannya ialah ‘laissez
faire’ (‘Biarkan saja’), artinya biarkan pasar bertindak bebas dalam membangun kehidupan ekonomi dan perdagangan. Ekonomi liberal menghendaki pemerintah tidak campur tangan dalam perekonomian
rakyat dengan membuat peraturan-peraturan ketat (regulasi) yang
membatasigerak bebas pasar.
Ekonomi terpimpin adalah sebaliknya. Pemerintah harus aktif
bertindak dan memberlakukan peraturan terhadap perkembangan ekonomi dalam masyarakat agar rakyat tidak dieksploitasi, harga tidak
dipermainkan dan dengan demikian tercapai keadilan sosial. Alasan mengapa
ekonomi terpimpin dipandang sesuai dengan cita-cita nasionalisme
Indonesia ialah: Karena membiarkan perekonomian berjalan menmurut
permainan bebas dari tenaga-tenaga masyarakat berarti membiarkan yang lemah menjadi makanan yang kuat.
Sistem
ekonomi terpimpin itu terdapat banyak aliran, antara lain :
1. Ekonomi
terpimpin menurut ideology komunisme
2. Ekonomi
terpimpin menurut pandangan sosialisme demokrasi
3. Ekonomi terpimpin menurut solidarisme
4. Ekonomi
Terpimpin menurut paham Kristen Sosialis
5. Ekonomi
Terpimpin berdasar ajaran Islam
6. Ekonomi Terpimpin berdasarkan pandangan demokrasi sosial
Semua aliran ekonomi terpimpin ini menentang dasar-dasar individualisme, yang meletakkan buruk baik nasib masyarakat di
tangan orang-orang yang mengemudikan kehidupan dan tindakan ekonomi. Ekonomi terpimpin mendahulukan masyarakat dari individu. Sekalipun demikian di
antara paham-paham ekonomi terpimpin itu ada yang menolak
kolektivisnme, karena bagi mereka kolektivisme sebenarnya hanya berlaku dalam ideologi komunisme dan sosialisme.
Ekonomi
terpimpin yang lebih sesuai dalam konteks nasionalisme Indonesia ialah ekonomi bercorak sosialis, yang berkehendak melaksanakan cita-cita demokrasi ekonomi. Dengan diimbangi
demokrasi ekonomi, maka demokrasi politik akan mengurangi sifat individualismenya yang kelewat besar dan tidak sesuai dengan
asas-asas kolektivisme. Dalam sistem ekonomi terpimpin bercorak sosialis,
campur tangan negara terbatas dan peranan individu tidak sepenuhnya dimusnahkan, hanya saja gerak mereka dibatasi dan diatur demi
melindungi kepentingan masyarakat.
melindungi kepentingan masyarakat.
Dalam sistem ekonomi seperti itu ada tiga hal yang harus
dilaksanakan :
1. Segala sumber perekonomian yang ada harus dikerjakan supaya semua orang memperoleh pekerjaan.
2. Melaksanakan pembagian pendapatan yang adil, agar perbedaan atau jurang besar dalam pendapatan dan kekayaan antara yang kaya dan yang miskin
dikurangi.
3.
Menghapuskan monopoli dan oligopoli dalam perekonomian, sebab keduanya melahirkan eksploitasi yang melampaui batas dan
pemborosan ekonomi yang besar pula.
Tujuan ekonomi terpimpin dalam bidang demokrasi, menurut Hatta,
ialah mencapai kemakmuran rakyat seluruhnya, dengan tiada
menghilangkan kepribadian manusia. Masyarakat didahulukan, bukan individu. Tetapi manusia sebagai individu tidak lenyap sama sekali dalam
kolektivitas. Secara umum cita-cita ekonomi terpimpin ialah :
1. Terbukanya
lapangan kerja bagi masyarakat secara keseluruhan sehingga pengangguran dikurangi.
2. Adanya
standar hidup yang baik bagi masyarakat secara keseluruhan.
3. Semakin
berkurangnya ketidaksamaan ekonomi dengan memperrata kemakmuran.
Sumber : http://kolomsejarah.wordpress.com/2008/06/09/perekonomian-indonesia-menurut-moh-hatta/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar