Minggu, 27 Maret 2011


SISTEM EKONOMI TERPIMPIN

Jika di bidang politik dan system pemerintahan Pancasila menerima demokrasi, maka di bidang ekonomi nasionalisme Indonesia merupakan penjelmaan dari semangat menentang eksploitasi yang dilakukan pemerintah kolonial di bawah bendera kapitalisme perdagangan atau kapitalisme liberal. Karena system ekonomi yang sesuai dengan Pancasila, seperti dikatakan Mubyarto bukanlah kapitalisme liberal yang berorientasi pada pasar bebas. Yang lebih sesuai ialah ekonomi yang bercorak sosialis, tanpa membuang seluruhnya perangkat-perangkat yang disediakan oleh kapitalisme. Para pakar biasa menyebutnya sebagai ‘Ekonomi Terpimpin’.
Istilah ‘ekonomi terpimpin’ dikemukakan oleh Bung Hatta. Ia merupakan konsekwensi dari nasionalisme Indonesia yang timbul sebagai perlawanan menentang kolonialisme dan imperialisme. Dalam menancapkan kekuasaannya pemerintah kolonial Belanda menggunakan system kapitalisme perdagangan yang eksploitatif dan menjadikan Indonesia sebagai perkebunan raksasa. Dengan itu rakyat Indonesia dieksplotasi sebagai buruh perkebunan dengan gaji rendah, sedangkan pemerintah Belanda memperoleh keuntungan yang besar.
Menurut Bung Hatta ekonomi terpimpin adalah lawan dari ekonomi liberal yang melahirkan sistem kapitalisme. Semboyannya ialah ‘laissez faire’ (‘Biarkan saja’), artinya biarkan pasar bertindak bebas dalam membangun kehidupan ekonomi dan perdagangan. Ekonomi liberal menghendaki pemerintah tidak campur tangan dalam perekonomian rakyat dengan membuat peraturan-peraturan ketat (regulasi) yang membatasigerak bebas pasar.
Ekonomi terpimpin adalah sebaliknya. Pemerintah harus aktif bertindak dan memberlakukan peraturan terhadap perkembangan ekonomi dalam masyarakat agar rakyat tidak dieksploitasi, harga tidak dipermainkan dan dengan demikian tercapai keadilan sosial. Alasan mengapa ekonomi terpimpin dipandang sesuai dengan cita-cita nasionalisme Indonesia ialah: Karena membiarkan perekonomian berjalan menmurut permainan bebas dari tenaga-tenaga masyarakat berarti membiarkan yang lemah menjadi makanan yang kuat.
Sistem ekonomi terpimpin itu terdapat banyak aliran, antara lain :
1.      Ekonomi terpimpin menurut ideology komunisme
2.      Ekonomi terpimpin menurut pandangan sosialisme demokrasi
3.      Ekonomi terpimpin menurut solidarisme
4.      Ekonomi Terpimpin menurut paham Kristen Sosialis
5.      Ekonomi Terpimpin berdasar ajaran Islam
6.      Ekonomi Terpimpin berdasarkan pandangan demokrasi sosial

Semua aliran ekonomi terpimpin ini menentang dasar-dasar individualisme, yang meletakkan buruk baik nasib masyarakat di tangan orang-orang yang mengemudikan kehidupan dan tindakan ekonomi. Ekonomi terpimpin mendahulukan masyarakat dari individu. Sekalipun demikian di antara paham-paham ekonomi terpimpin itu ada yang menolak kolektivisnme, karena bagi mereka kolektivisme sebenarnya hanya berlaku dalam ideologi komunisme dan sosialisme.
Ekonomi terpimpin yang lebih sesuai dalam konteks nasionalisme Indonesia ialah ekonomi bercorak sosialis, yang berkehendak melaksanakan cita-cita demokrasi ekonomi. Dengan diimbangi demokrasi ekonomi, maka demokrasi politik akan mengurangi sifat individualismenya yang kelewat besar dan tidak sesuai dengan asas-asas kolektivisme. Dalam sistem ekonomi terpimpin bercorak sosialis, campur tangan negara terbatas dan peranan individu tidak sepenuhnya dimusnahkan, hanya saja gerak mereka dibatasi dan diatur demi
melindungi kepentingan masyarakat.
Dalam sistem ekonomi seperti itu ada tiga hal yang harus dilaksanakan :
1.      Segala sumber perekonomian yang ada harus dikerjakan supaya semua orang memperoleh pekerjaan.
2.      Melaksanakan pembagian pendapatan yang adil, agar perbedaan atau jurang besar dalam pendapatan dan kekayaan antara yang kaya dan yang miskin dikurangi.
3.      Menghapuskan monopoli dan oligopoli dalam perekonomian, sebab keduanya melahirkan eksploitasi yang melampaui batas dan pemborosan ekonomi yang besar pula.
Tujuan ekonomi terpimpin dalam bidang demokrasi, menurut Hatta, ialah mencapai kemakmuran rakyat seluruhnya, dengan tiada menghilangkan kepribadian manusia. Masyarakat didahulukan, bukan individu. Tetapi manusia sebagai individu tidak lenyap sama sekali dalam kolektivitas. Secara umum cita-cita ekonomi terpimpin ialah :
1.      Terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat secara keseluruhan sehingga pengangguran dikurangi.
2.      Adanya standar hidup yang baik bagi masyarakat secara keseluruhan.
3.      Semakin berkurangnya ketidaksamaan ekonomi dengan memperrata kemakmuran.
Sumber : http://kolomsejarah.wordpress.com/2008/06/09/perekonomian-indonesia-menurut-moh-hatta/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar