Kamis, 06 Januari 2011

"Sukses"

“Sukses” adalah keberhasilan dalam mencapai sesuatu. Sesuatu yang dimaksud disini bisa berarti luas. Bisa sukses mencapai cita-cita, suskses membahagaikan orang tua, dll. Kesuksesan atau keberhasilan tidak bisa datang begitu saja kepada kita. Untuk mencapai kesuksesan diperlukan usaha yang keras dan juga pengorbanan. Contohnya untuk mencapai cita-cita, kita harus bekerja keras untuk mewujudkannya. Memang semuanya tidak mudah, namun jika kita memang sudah mempunyai tekad yang kuat untuk mewujudkan cita-cita itu, maka tidak ada kata lelah dan menyerah sekalipun menghadapi berbagai macam kendala. Karena memang semua itu butuh proses dan waktu. Dimulai dari nol sampai mencapai level yang lebih tinggi yang kita inginkan. Ada pepatah yang mengatakan “From Zero to Hero”. Dari kalimat tersebut bisa kita makanai bahwa untuk menjadi seseorang yang berhasil itu semua dimulai dari level terendah. Asalkan kita mau terus berusaha dan berdoa Insya Allah kita bisa meraihnya. Sukses tidak hanya dapat diartikan keberhasilan mencapi cita-cita saja, namun bisa diartikan lebih luas yaitu contohnya sukses membahagiakan orang tua. Pengorbanan yang selama ini dilakukan orang tua kita semenjak kita lahir sampai sekarang ini tidak bisa terbayarkan oleh apapun. Orang tua tidak mengharapkan imbalan apapun kepada kita atas semua kasih sayang yang mereka berikan kepada kita selama ini. Namun hendaklah kita mempunyai kesadaran dan keinginan untuk membahagiakan orang tua kita. Kebahagiaan orang tua adalah melihat anaknya bahagia dan menjadi orang yang berhasil. Orang tua menyekolahkan kita dari TK sampai dibangku perkuliahan ini, karena mereka mempunyai harapan kelak anaknya akan menjadi orang yang berhasil dan bisa membawa nama baik orang tuanya. Maka sebagai anak kita mengemban tugas dan kewajiban untuk mewujudkan hal itu agar orang tua kita bahagia. Kesuksesan bukan hanya untuk duniawi saja. Namun sukses harus dicapai secara seimbang yaitu sukses di dunia, dan sukses di akhirat. Seandainya kita sudah dapat mencapi kesuksesan di dunia tapi kita tidak pernah merasa bersyukur maka, itu berarti kita lupa kalau kesuksesan yang kita peroleh itu juga merupakan campur tangan Sang Pencipta. Jadi, sebagai manusia kita juga harus mempunyai kesadaran untuk menyeimbangkan kehidupan duniawi dan menyiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat nanti, agar kita bisa mencapai kesuksesan itu dalam hidup di duknia dan kehidupan di akhirat nanti.

"Pengenalan Diri, Strenght and Weakness"

Nama saya Dwi Puspita Sari. Saya adalah seorang mahasiswa tingkat satu di sebuah universitas swasta di wilayah Depok. Jenjang pendidikan yang saya ambil adalah S1 Ekonomi bidang Akuntansi. Awal mulanya saya sangat awam sekali mengenai semua yang berhubungan dengan ekonomi akuntansi, karena basic saya sebenarnya adalah bidang Ilmu Pengetahuan Alam. Namun saya mencoba untuk terus beradaptasi dan tidak patah semangat untuk terus mempelajari bidang pengetahuan yang sedang saya geluti ini. Terkadang ada perasaan minder atau kurang percaya diri terhadap teman-teman lain yang sebelumnya sudah mempunyai basic eknomi akuntansi. Tapi hal itu juga yang memacu saya untuk lebih semangat lagi belajar. Dulu ayah saya pernah berkata kepada saya yaitu “jika orang lain bisa, kamu juga pasti bisa”. Kalimat itu selalu terekam dalam ingatan saya, dan selalu menjadi salah satu penyemangat disaat saya sudah mulai putus asa. Kalau orang lain bisa berarti saya juga harus bisa melakukan hal itu.. Terus berusaha keras untuk melakukan hal tersebut, bagaimanapun hasilnya nanti yang penting kita sudah berusaha untuk melakukannya. Jika berbicara tentang strength and weakness dalam diri saya, mungkin saya sendiripun sulit untuk mendeteksinya. Saya mempunyai pribadi yang keras. Itu bisa menjadi kekutan dan kelebihan dalam diri saya. Apa yang saya inginkan atau sudah menjadi prinsip dalm diri saya , akan saya pertahankan terus selama itu memang membawa kebaikan untuk saya dan orang lain. Dalam hal ini, saya melibatkan logika dan perasaan saya, agar tidak merugikan pihak manapun.